See yaa (hope very) soon, Melancholic Bitch!
Sejak kemunculan tweet dari Omuniuum (Omu) pada 7 May 2013. Saya tahu
kode tersebut akan menjadi nyata dan tak ada ragu lagi, dipastikan band
asal Jogja tersebut akan menghiasi ruang kecil di Bandung.
Tak pikir dua kali, saya langsung memesan tiket saat Omu mengabarkan
bahwa tiket konser “Menuju Semesta” milik Melancholic Bitch sudah dapat
dipesan.
-Aaaaaaaaaaaaaa! Saya berteriak senang!-
14 hari menuju konser tersebut, saya membuat semacam To Do List
untuk memastikan tak ada yang kurang untuk menikmati konser tersebut.
Pertama-tama, saya memesan dua kursi travel Jakarta – Bandung, saya
menyiapkan kamera, saya telah memilih dress hitam dan jilbab andalan
untuk nge-gigs, meminjam sepatu hingga aksesoris kakak dan adik saya.
Dalam hari-hari “Menuju Semesta”, saya memutar CD Balada Joni dan
Susi (BJS), juga lagu-lagu Melbi yang ada di dalam album Amnesis. Ini
indah sekali. Dua minggu itu energi saya bertambah. Dalam proses menutup
hari, saya membawa Joni dan Susi masuk melalui bunga tidur. Sudah
terbayang malam tersebut saya akan sing along bersama sekumpulan Joni
dan Susi disana. Saya telah membayangkan bertemu Ugoran Prasad yang
sangat misteri hingga kini—karena saya hanya dapat melihatnya melalui
foto-foto blur milik orang-orang. Dan wajahnya jarang saya temui di alat
pencarian google. Saya membayangkan dapat menghampiri Ugo dan semua
personil Melbi lainnya, saya akan menyodorkan spidol agar mereka mau
menandatangani CD BJS milik saya, kemudian meminta mereka merapatkan
barisan dan merangkul saya kemudian menyiapkan pose dan senyum terindah
saat teman saya mengabadikan moment tersebut.
Terakhir, saya telah menyiapkan tweet: Dalam perjalanan “Menuju
Semesta”. Damn! Can’t wait to see you, @simelbi!”. Kicauan tersebut akan
saya tweet saat sudah di travel nantinya.
-AAAAAAAA- Teriak lagi.
————
H-1 saya packing and make sure semua barang bawaan untuk esok. Esok
adalah hari yang padat, dan akan diakhiri dengan kenangan yang takkan
terlupakan.
Namun entah apa yang membuat saya gelisah. Saya telah merebahkan
tubuh sejak pukul delapan malam. Sengaja tidur lebih pagi karena besok
saya harus mengajar. Tetapi mata tak kunjung terpejam. Saya mematikan
lampu dan menyalakannya kembali persis seperti adegan Bella Swan
menunggu Edward. Namun saya tetap tak terlelap juga. Sepuluh menit
kemudian, HP saya berdering tanda telfon masuk.
Terjawab seketika kegelisahan saya karena kabar dari mamah. Ia
mengatakan bahwa kakek saya baru saja meninggal dunia. Ia segera meminta
saya datang ke Salemba malam itu juga. Sontak saya menangis tak
menyangka tiba-tiba beliau pergi, dan saya tak dapat bohong bahwa saya
sedih karena tak dapat hadir dalam konser “Menuju Semesta”. Tetapi
mungkin kakek yang lebih dulu harus pergi menuju semesta.
Mungkin ini berlebihan, atau karena kondisinya pas. Saya sangat
kehilangan kakek saya dan tiba-tiba saja merasa hampa karena tak dapat
hadir dalam konser emas itu. Ya, kapan lagi dapat menyaksikan Melbi?
Mereka jarang sekali manggung.
Tetapi kemudian rasanya senang saat membaca tulisan Itbo (Bagian dari
Omuniuum) berjudul Catatan Kecil dari Konser Bertajuk #menujusemesta
dalam blog milik Liga Musik Nasional .
Itbo menuliskan di akhirnya, “Kamu, yang malam itu berhalangan hadir,
saya tahu kamu ikut mendoakan ini semua, terima kasih dimanapun kamu
berada.”
Ah iya! Saya sangat mendoakan konser tersebut berjalan lancar. Super
senang sekaligus sirik luar biasa semua orang membicarakan mereka di
twitter. Tetapi saya tahu saya akan meluncurkan tweet ini:
See yaa (hope very) soon, Melancholic Bitch!
*Foto diambil dari
http://ligamusiknasional.wordpress.com/2013/06/02/catatan-kecil-dari-konser-bertajuk-menujusemesta/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar