Kamis, 13 Juni 2013

Dari TanyaMutia


See yaa (hope very) soon, Melancholic Bitch!
 


Sejak kemunculan tweet dari Omuniuum (Omu) pada 7 May 2013. Saya tahu kode tersebut akan menjadi nyata dan tak ada ragu lagi, dipastikan band asal Jogja tersebut akan menghiasi ruang kecil di Bandung.
Tak pikir dua kali, saya langsung memesan tiket saat Omu mengabarkan bahwa tiket konser “Menuju Semesta” milik Melancholic Bitch sudah dapat dipesan.
-Aaaaaaaaaaaaaa! Saya berteriak senang!-
14 hari menuju konser tersebut, saya membuat semacam To Do List untuk memastikan tak ada yang kurang untuk menikmati konser tersebut. Pertama-tama, saya memesan dua kursi travel Jakarta – Bandung, saya menyiapkan kamera, saya telah memilih dress hitam dan jilbab andalan untuk nge-gigs, meminjam sepatu hingga aksesoris kakak dan adik saya.
Dalam hari-hari “Menuju Semesta”, saya memutar CD Balada Joni dan Susi (BJS), juga lagu-lagu Melbi yang ada di dalam album Amnesis. Ini indah sekali. Dua minggu itu energi saya bertambah. Dalam proses menutup hari, saya membawa Joni dan Susi masuk melalui bunga tidur. Sudah terbayang malam tersebut saya akan sing along bersama sekumpulan Joni dan Susi disana. Saya telah membayangkan bertemu Ugoran Prasad yang sangat misteri hingga kini—karena saya hanya dapat melihatnya melalui foto-foto blur milik orang-orang. Dan wajahnya jarang saya temui di alat pencarian google. Saya membayangkan dapat menghampiri Ugo dan semua personil Melbi lainnya, saya akan menyodorkan spidol agar mereka mau menandatangani CD BJS milik saya, kemudian meminta mereka merapatkan barisan dan merangkul saya kemudian menyiapkan pose dan senyum terindah saat teman saya mengabadikan moment tersebut.
Terakhir, saya telah menyiapkan tweet: Dalam perjalanan “Menuju Semesta”. Damn! Can’t wait to see you, @simelbi!”. Kicauan tersebut akan saya tweet saat sudah di travel nantinya.
-AAAAAAAA- Teriak lagi.
————
H-1 saya packing and make sure semua barang bawaan untuk esok. Esok adalah hari yang padat, dan akan diakhiri dengan kenangan yang takkan terlupakan.
Namun entah apa yang membuat saya gelisah. Saya telah merebahkan tubuh sejak pukul delapan malam. Sengaja tidur lebih pagi karena besok saya harus mengajar. Tetapi mata tak kunjung terpejam. Saya mematikan lampu dan menyalakannya kembali persis seperti adegan Bella Swan menunggu Edward. Namun saya tetap tak terlelap juga. Sepuluh menit kemudian, HP saya berdering tanda telfon masuk.
Terjawab seketika kegelisahan saya karena kabar dari mamah. Ia mengatakan bahwa kakek saya baru saja meninggal dunia. Ia segera meminta saya datang ke Salemba malam itu juga. Sontak saya menangis tak menyangka tiba-tiba beliau pergi, dan saya tak dapat bohong bahwa saya sedih karena tak dapat hadir dalam konser “Menuju Semesta”. Tetapi mungkin kakek yang lebih dulu harus pergi menuju semesta.
Mungkin ini berlebihan, atau karena kondisinya pas. Saya sangat kehilangan kakek saya dan tiba-tiba saja merasa hampa karena tak dapat hadir dalam konser emas itu. Ya, kapan lagi dapat menyaksikan Melbi? Mereka jarang sekali manggung.
Tetapi kemudian rasanya senang saat membaca tulisan Itbo (Bagian dari Omuniuum) berjudul Catatan Kecil dari Konser Bertajuk #menujusemesta dalam blog milik Liga Musik Nasional .
Itbo menuliskan di akhirnya, “Kamu, yang malam itu berhalangan hadir, saya tahu kamu ikut mendoakan ini semua, terima kasih dimanapun kamu berada.”
Ah iya! Saya sangat mendoakan konser tersebut berjalan lancar. Super senang sekaligus sirik luar biasa semua orang membicarakan mereka di twitter. Tetapi saya tahu saya akan meluncurkan tweet ini:
See yaa (hope very) soon, Melancholic Bitch!
*Foto diambil dari http://ligamusiknasional.wordpress.com/2013/06/02/catatan-kecil-dari-konser-bertajuk-menujusemesta/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar