Senin, 14 September 2009

Teks Balada Joni dan Susi

Intro
Ketika Joni dua satu dan susi sembilan belas,
hidup sedang bergegas di reruntuh ruang kelas
kota-kota menjalar liar dan rumah terkurung dalam kotak gelas,
dingin dan cemas.
Namaku Joni,
namamu Susi.
Namamu Joni,
namaku Susi.

Bulan madu
Pejamkan mata kita di Venesia.
Berdayung sampan kita di kanal Venesia.
Pejamkan mata kita di kanal-kanal di Venesia.
Pejamkan mata kita di atas kapal di kanal Venesia.
Jangan bergerak terlalu kencang
Kau terlalu kencang
Terlalu kencang, lalui nepal, tanpa sempat singgah di oslo dan budapest. Kencang tanpa sempat nanking, tanpa sempat rio, tanpa sempat lima, tanpa sempat, kencang tinggalkan capetown.
Rentangkan kedua tangan, jangan hilang keseimbangan.

Kapal ini goyang.

7 hari menuju semesta
Senin sedang cerah, ijinkanlah, kurayu dirimu : lukai aku, belah dadaku, makan jantungku, renggut hatiku dalam suka atau duka, kaya atau papa, sampai kematian memisahkan; memisah jiwa raga kita.
Selasa, kau dan aku, jika waktu berpihak padaku, ijinkanlah, kumelukaimu. Ijinkanlah kupetakan tubuhmu, dalam suka atau duka, kaya atau papa sampai kematian memisahkan membelah jiwa raga kita
Rabu, langit kelabu, tanpa ragu-ragu, perintahkan padaku, rebut segalanya untukmu dan seperti kau tahu: sgalanya adalah seluruhnya.
Katakanlah jika aku Israel kau Palestina; jika aku Amerika, kau seluruh dunia; jika aku miskin kau negara; jika aku mati kau kematian lainnya.
Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu pepatkan seluruh semesta. Jika kau menginginkannya. Pepatkan seluruh sisi-sisinya.

distopia
Berdua semesta kita, bersama kereta kita.
Kereta mengantar kita menuju semesta berdua.
Bersama-sama kita, bersama selama-lamanya, bersama sama selamanya

Mars penyembah berhala
Setiap tempat beratap bisa berubah jadi istana. Gaun terbaik adalah gaun yang kedap cuaca. Tidur adalah berbaring tenang dan memejam mata, mengganjal lapar dengan apa saja berkhayalpun bisa dan sesungguhnya,
Setiap tempat berpagar bisa berubah jadi negara, melamun terbaik adalah lamun yang kedap tentara. Tidur adalah berbaring tenang dan memejam mata, membakar pasar dengan apa saja, pikiran pun bisa, dan sesungguhnya.
Seseorang cubit aku di pipi, jika semua ini hanya dan hanya mimpi.
Siapa yang membutuhkan imajinasi, jika kita sudah punya televisi. Semesta pepat dalam 14 inci.


Nasihat yang Baik
Susi ingin tidur, susi lelah bermain seharian. Susi terlalu lelah jalan-jalan. Terlalu lelah, maka tidurlah.
Sepotong musik; untuk cemasmu; untuk resahmu; untuk sedihmu; untuk menunggu waktu yang lelah. Maka tidurlah.
Tidurlah Susi.

propaganda dinding
Minggu pertama pelarian kita; tataplah mataku dan temukan telaga. Susi demam dan terbaring gemetar. Joni gusar dan tangannya terkepal. Miskin takkan membuatnya putus asa. Lapar memaksanya merasa berdaya.
Joni tak gila ketika didengarnya dinding berbisik, pelan berbisik:
curilah roti
curilah roti
Jangan biarkan Susi mati.
Supermarket-supermarket tak pernah sepi. Lihat deret yang selalu tersusun rapi. Waktu terkutuk kadaluarsa di bungkus roti. Supermarket dan busung lapar adu lari.
Aku tak gila ketika didengarnya dinding berbisik, pelan berbisik: curilah roti. Takkan kubiarkan kau mati.
Tak kan kubiarkan kau.

Apel Adam
Kau tak bisa mencuri sepotong roti dan kau tak bisa mencuri sebuah apel karena pencurian merusak kesetimbangan harga, dunia. Sesungguhnya dia bisa saja keluar hidup-hidup dari perangkap yang disiapkan supermarket untuknya. Dia berdiri di depan lorong berwarna jingga dan biru dan magenta. Kaleng biru berisi susu, darah di dalam dirinya magenta.
Supermarket memerangkapnya. Sebuah apel jatuh dari lubang di celananya. Apel itu apelmu Adam.
Buah apelmu, Adam.
Pada orang-orang yang menangkapnya, mengurungnya, mencekal pundaknya, membanting punggungnya ke aspal, pada orang-orang yang menghantamkan hukuman Tuhan di wajahnya, Joni berkata:
jangan libatkan polisi di lagu ini. (Buah apelmu, Adam)
jangan libatkan polisi di cinta ini. (Buah apelmu, Adam)

Akhirnya, Masup TV
Susi, aku masup tv, 15 detik, kerajaanku. Lebih baik, jauh lebih baik daripada seumur hidup tampa lampu. Lihatlah, lihat sgalanya nyata di tv. Lihat betapa nyata cinta kita kini. Lihatlah, susi, aku ada di tv.
(catatan : ini bagian tambahan yang drum masuk yos, di demo gak ada)
Di jalan tertulis jejak luka, pemerintah tak bisa membacanya. Susi ajarkanlah pada mereka bagaimana caranya mengeja.

Menara
Ketika Joni dua satu dan susi sembilan belas, hidup sedang bergegas di reruntuh ruang kelas. Kota-kota menjalar liar dan rumah terkurung dalam kotak gelas, dingin dan cemas.
Namaku Joni, namamu Susi. Namamu Joni, namaku Susi.
Berdarah, ah, luka di tanganku. Berdarah, ah, luka di tanganmu. Saling menggenggam kita, mengikat darah kita selamanya.
Kita akan berpinak, banyak-banyak,
menjadi sekawanan Joni, menjadi sekawanan Susi menjadi sekawanan Joni, menjadi sekawanan Susi
menjadi sekawanan Joni, menjadi sekawanan Susi
Mari pergi dari sini
Mari kita pergi
dari sini
Membuka lahan
Kebun apel
Seperti tuhan
Membuka lahan
Kebun apel
Seperti tuhan
Lalu kita dirikan menara

Yang tinggi
Lebih tinggi
Lebih tinggi

Tengadahlah
Joni dan Susi
Joni dan Susi
Ketika Joni dua satu dan susi sembilan belas, hidup sedang bergegas di reruntuh ruang kelas. Kota-kota menjalar liar dan rumah terkurung dalam kotak gelas, dingin dan cemas.
Namaku Joni, namamu Susi. Namamu Joni, namaku Susi.


Noktah pada kerumunan
bisa kudengar: kerinduan yang digumamkan. pelarian ini telah usai

dan kerumunan melindungimu, mengenakan wajah dan namamu. kerumunan menjadi batu
yang melesat dan menghancurkan.
kerumunan melindungiku, mengenakan wajah dan namaku. kerumunan menjadi pisau yang berkilau dan teracungkan

jika kita bertemu di sudut sesak itu, lihatlah di wajahku dan temukanlah wajahmu.
kutatap ke matamu dan kutemukan mataku.

outro

Kamis, 10 September 2009

Dari Pelukis Langit


Pertanyaan pertama, apa jadinya kalau sekelompok pemikiran yang terus menerus punya keresahan berkolaborasi lalu berkarya bersama atas nama Melancholic Bitch?
 
Mediumnya musik, kebanyakan berbahasa ibu, bunyinya variatif. Bisalah dibilang ini musik pop yang cerdas bin trengginas.

(Lagi-lagi pertanyaan) Apa yang membuat musik menarik untuk kalian?

Sekedar jadi teman bergoyang, bersenandung, atau pura-pura terlihat hebat sebagai prototip musisi yang sedang memainkan alat musik bohongannya. Atau malah punya fungsi lebih dalam dari itu, sebagai alat untuk bercerita.

Jika kalian belum berkenalan dengan Melancholic Bitch, maka fungsi musik untuk bercerita (atau membagi cerita) adalah alasan paling sahih untuk digunakan bagi sebuah perkenalan awal.

Setelah beberapa tahun absen memberi kabar, mereka kembali dengan sebuah cerita balada berjudul Balada Joni dan Susi.

Bagi kalian yang merasa asing, janganlah takut. Melbi –panggilan erat nan akrab mereka— sudah membagikan dua buah single promosi dari album ini.

Yang pertama, Mars Penyembah Berhala, dirilis akhir Juli 2009 lalu. Yang kedua, Distopia, dirilis awal September 2009.

Dua lagu ini mengawali pertempuran panjang yang akan dialami oleh Balada Joni dan Susi ketika dilepas sebagai suatu kesatuan utuh beberapa bulan mendatang. Sekarang, album ini masih berada di etape terakhir pengerjaan.

Distopia sendiri dirasa punya kapabilitas yang cukup mumpuni untuk semakin melanjutkan gambaran awal yang digambar oleh Melbi tentang apa itu Balada Joni dan Susi.

“Dari awal pas kami bikin lagu ini, pengennya lagu ini bisa jadi jalan masuk buat atmosfir etnografisnya si Balada Joni dan Susi, sebutlah begitu. Suasananya, bau udaranya, bunyi lingkungannya. Kota-kota satelit yang mau kosmopolit tapi ngos-ngosan gitu deh. Secara umum, suasananya kan scherzo banget. Ini seperti Indonesia gitu; panik tapi teratur. Rutin tapi histeris,” tutur Ugoran Prasad, penulis lirik utama  Melbi.

Selain Ugo, Melbi juga diperkuat oleh Yosef Herman Susilo (gitar), Yennu Ariendra (gitar, synth), Teguh Hari (bass) dan Septian Dwirima (drum). Khusus untuk proyek Balada ini mereka mengundang Richardus Ardita (bass) dan Wiryo Pierna Haris (gitar).

Keseluruhan lagu ini berhasil menyempurnakan rancangan perkenalan orang banyak dengan Balada Joni dan Susi. Di lagu ini, seperti pengakuan Ugo, mereka terdengar liar dalam perkara bebunyian.

Seolah-olah, banyak teriakan yang berlomba-lomba untuk keluar dan menonjolkan diri.


Scherzo di bagian tengah ke akhirnya si Distopia emang buat kami penting banget. Pokoknya semua orang cerewet banget di bagian ini. Didit tuh, dia main bas bagian tengah ke belakang berasa seolah-olah sedang berhadapan yang bakal mencaci maki dia,” tambah Ugo lagi.

Scherzo yang dimaksud di sini adalah patahan-patahan musik dalam cara-cara tertentu (bisa tidak beraturan) yang kemudian membentuk sebuah orkestrasi musik yang lebih besar skalanya.

Satu yang menarik, ada sebuah elemen menarik di sini. Melbi mengajak Silir Pujiwati dari kelompok Sinten Remen yang musiknya berbanding terbalik dengan Melbi.

“Silir adalah bagian dari pikiran kami yang sudah lama ingin mengajak kolaborasi teman-teman di KUA. Sebenarnya di Anamnesis (album penuh pertama Melbi) sudah dicoba juga. Tapi belum berhasil. Dari dulu Silir sudah bikin kesengsem suaranya. Jadi begitu ada lagu ini dan ada kebutuhan duet, langsung ditembung,” papar Ugo tentang niat lama Melbi berkolaborasi dengan Silir Pujiwati.

Dari segi lirik, Ugo –yang menulis lirik semua lagu di Balada Joni dan Susi— mengambil tema tipikal. Dan tidak perlu banyak kata yang harus dirangkai menjadi satu kesatuan. Tiga kalimat sudah cukup mewakili.

Begini liriknya:

“Berdua semesta kita, bersama kereta kita.
Kereta mengantar kita menuju semesta berdua.
Bersama-sama kita, bersama selama-lamanya, bersama-sama selamanya.”

“Lagu ini sederhana. Cuma tentang make a wish and promises,” jelas Ugo.

Penjelasan singkat yang bisa merancang sebuah piritan informasi yang begitu menggoda guna membuat kalian tetap punya hasrat untuk keseluruhan Balada Joni dan Susi.

Distopia bisa diunduh di www.melancholicbitch.com. (pelukislangit)

Jumat, 04 September 2009

Distopia



Distopia adalah Melancholic Bitch featuring Silir, sinden Kua Etnika. Single ini dirilis pada awal September 2009 sebagai bentuk promo dari album Balada Joni dan Susi. Bisa juga di temui disini : DeathRockstarInfo.


Distopia
Berdua semesta kita, bersama kereta kita. Kereta mengantar kita menuju semesta berdua. Bersama-sama kita bersama selama-lamanya, bersama-sama selamanya.