Ketika Joni dua satu dan susi sembilan belas,
hidup sedang bergegas di reruntuh ruang kelas
kota-kota menjalar liar dan rumah terkurung dalam kotak gelas,
dingin dan cemas.
Namaku Joni,
namamu Susi.
Namamu Joni,
namaku Susi.
Bulan madu
Pejamkan mata kita di Venesia.
Berdayung sampan kita di kanal Venesia.
Pejamkan mata kita di kanal-kanal di Venesia.
Pejamkan mata kita di atas kapal di kanal Venesia.
Jangan bergerak terlalu kencang
Kau terlalu kencang
Terlalu kencang, lalui nepal, tanpa sempat singgah di oslo dan budapest. Kencang tanpa sempat nanking, tanpa sempat rio, tanpa sempat lima, tanpa sempat, kencang tinggalkan capetown.
Rentangkan kedua tangan, jangan hilang keseimbangan.
Kapal ini goyang.
7 hari menuju semesta
Senin sedang cerah, ijinkanlah, kurayu dirimu : lukai aku, belah dadaku, makan jantungku, renggut hatiku dalam suka atau duka, kaya atau papa, sampai kematian memisahkan; memisah jiwa raga kita.
Selasa, kau dan aku, jika waktu berpihak padaku, ijinkanlah, kumelukaimu. Ijinkanlah kupetakan tubuhmu, dalam suka atau duka, kaya atau papa sampai kematian memisahkan membelah jiwa raga kita
Rabu, langit kelabu, tanpa ragu-ragu, perintahkan padaku, rebut segalanya untukmu dan seperti kau tahu: sgalanya adalah seluruhnya.
Katakanlah jika aku Israel kau Palestina; jika aku Amerika, kau seluruh dunia; jika aku miskin kau negara; jika aku mati kau kematian lainnya.
Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu pepatkan seluruh semesta. Jika kau menginginkannya. Pepatkan seluruh sisi-sisinya.
distopia
Berdua semesta kita, bersama kereta kita.
Kereta mengantar kita menuju semesta berdua.
Bersama-sama kita, bersama selama-lamanya, bersama sama selamanya
Mars penyembah berhala
Setiap tempat beratap bisa berubah jadi istana. Gaun terbaik adalah gaun yang kedap cuaca. Tidur adalah berbaring tenang dan memejam mata, mengganjal lapar dengan apa saja berkhayalpun bisa dan sesungguhnya,
Setiap tempat berpagar bisa berubah jadi negara, melamun terbaik adalah lamun yang kedap tentara. Tidur adalah berbaring tenang dan memejam mata, membakar pasar dengan apa saja, pikiran pun bisa, dan sesungguhnya.
Seseorang cubit aku di pipi, jika semua ini hanya dan hanya mimpi.
Siapa yang membutuhkan imajinasi, jika kita sudah punya televisi. Semesta pepat dalam 14 inci.
Nasihat yang Baik
Susi ingin tidur, susi lelah bermain seharian. Susi terlalu lelah jalan-jalan. Terlalu lelah, maka tidurlah.
Sepotong musik; untuk cemasmu; untuk resahmu; untuk sedihmu; untuk menunggu waktu yang lelah. Maka tidurlah.
Tidurlah Susi.
propaganda dinding
Minggu pertama pelarian kita; tataplah mataku dan temukan telaga. Susi demam dan terbaring gemetar. Joni gusar dan tangannya terkepal. Miskin takkan membuatnya putus asa. Lapar memaksanya merasa berdaya.
Joni tak gila ketika didengarnya dinding berbisik, pelan berbisik:
curilah roti
curilah roti
Jangan biarkan Susi mati.
Supermarket-supermarket tak pernah sepi. Lihat deret yang selalu tersusun rapi. Waktu terkutuk kadaluarsa di bungkus roti. Supermarket dan busung lapar adu lari.
Aku tak gila ketika didengarnya dinding berbisik, pelan berbisik: curilah roti. Takkan kubiarkan kau mati.
Tak kan kubiarkan kau.
Apel Adam
Kau tak bisa mencuri sepotong roti dan kau tak bisa mencuri sebuah apel karena pencurian merusak kesetimbangan harga, dunia. Sesungguhnya dia bisa saja keluar hidup-hidup dari perangkap yang disiapkan supermarket untuknya. Dia berdiri di depan lorong berwarna jingga dan biru dan magenta. Kaleng biru berisi susu, darah di dalam dirinya magenta.
Supermarket memerangkapnya. Sebuah apel jatuh dari lubang di celananya. Apel itu apelmu Adam.
Buah apelmu, Adam.
Pada orang-orang yang menangkapnya, mengurungnya, mencekal pundaknya, membanting punggungnya ke aspal, pada orang-orang yang menghantamkan hukuman Tuhan di wajahnya, Joni berkata:
jangan libatkan polisi di lagu ini. (Buah apelmu, Adam)
jangan libatkan polisi di cinta ini. (Buah apelmu, Adam)
Akhirnya, Masup TV
Susi, aku masup tv, 15 detik, kerajaanku. Lebih baik, jauh lebih baik daripada seumur hidup tampa lampu. Lihatlah, lihat sgalanya nyata di tv. Lihat betapa nyata cinta kita kini. Lihatlah, susi, aku ada di tv.
(catatan : ini bagian tambahan yang drum masuk yos, di demo gak ada)
Di jalan tertulis jejak luka, pemerintah tak bisa membacanya. Susi ajarkanlah pada mereka bagaimana caranya mengeja.
Menara
Ketika Joni dua satu dan susi sembilan belas, hidup sedang bergegas di reruntuh ruang kelas. Kota-kota menjalar liar dan rumah terkurung dalam kotak gelas, dingin dan cemas.
Namaku Joni, namamu Susi. Namamu Joni, namaku Susi.
Berdarah, ah, luka di tanganku. Berdarah, ah, luka di tanganmu. Saling menggenggam kita, mengikat darah kita selamanya.
Kita akan berpinak, banyak-banyak,
menjadi sekawanan Joni, menjadi sekawanan Susi menjadi sekawanan Joni, menjadi sekawanan Susi
menjadi sekawanan Joni, menjadi sekawanan Susi
Mari pergi dari sini
Mari kita pergi
dari sini
Membuka lahan
Kebun apel
Seperti tuhan
Membuka lahan
Kebun apel
Seperti tuhan
Lalu kita dirikan menara
Yang tinggi
Lebih tinggi
Lebih tinggi
Tengadahlah
Joni dan Susi
Joni dan Susi
Ketika Joni dua satu dan susi sembilan belas, hidup sedang bergegas di reruntuh ruang kelas. Kota-kota menjalar liar dan rumah terkurung dalam kotak gelas, dingin dan cemas.
Namaku Joni, namamu Susi. Namamu Joni, namaku Susi.
Noktah pada kerumunan
bisa kudengar: kerinduan yang digumamkan. pelarian ini telah usai
dan kerumunan melindungimu, mengenakan wajah dan namamu. kerumunan menjadi batu
yang melesat dan menghancurkan.
kerumunan melindungiku, mengenakan wajah dan namaku. kerumunan menjadi pisau yang berkilau dan teracungkan
jika kita bertemu di sudut sesak itu, lihatlah di wajahku dan temukanlah wajahmu.
kutatap ke matamu dan kutemukan mataku.
outro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar