Selasa, 10 Agustus 2010

Dari Rolling Stone

Band cult asal Yogyakarta akan berpisah dengan vokalis Ugoran Prasad selama setahun.
Oleh : Ardi Wilda

Foto : Tsani
Sambil mengepulkan asap rokoknya Ugoran Prasad sang vokalis Melancholic Bitch (Melbi) malam itu berucap singkat, “Kok jadi tegang beneran ya.” Wajar rasanya jika vokalis yang kerap disapa dengan Ugo tesebut berkata demikian, sebab malam itu adalah konser terakhirnya bersama Melancholic Bitch untuk satu tahun ke depan

Senin malam (9/8) lalu bertempat di Rumah Budaya Tembi Yogyakarta, Melancholic Bitch melepas vokalisnya tersebut dengan sebuah konser yang hangat nan berkelas. Pertunjukan yang diberi tajuk Joni dan Susi: The End Of Chapter I (The New Beginning of chapter II) ini memang diperuntukkan khusus untuk melepas kepergian Ugo yang akan melakukan studi selama satu tahun di New York, Amerika Serikat. Ugo mendapat bea siswa dari Asian Cultural Council sebagai seniman yang akan menjalankan program kebudayaan selama dua semester di New York.

“Mas Putu Wijaya salah satu orang yang juga pernah mendapat kesempatan ini, Juni atau Juli 2011 saya baru akan kembali lagi bersama Melbi di tanah air” jelas Ugo saat ditemui Rolling Stone.
Ratusan orang seperti tak mau ketinggalan melihat aksi terakhir Ugo bersama Melbi malam itu. Puluhan orang bahkan harus duduk lesehan di samping sound system panggung karena kapasitas venue yang tak muat menampung orang lagi. Frau membuka malam itu sebelum Melbi naik ke atas panggung. Dengan membawakan beberapa lagu yang ada di album Starlite Carousel Frau berhasil membuat penonton melupakan tak nyamannya venue yang telah kelebihan kapasitas.
Frau menutup penampilannya dengan berduet bersama Ugo menyanyikan lagu milik Melbi bertitel “Sepasang Kekasih Yang Pertama Bercinta di Luar Angkasa”. “Akan sangat menyedihkan rasanya menyanyikan lagu 'Sepasang Kekasih' tanpa Mas Ugo selama setahun,” tutur Frau sedikit berat melepas kepergian vokalis Melbi tersebut.

Dengan kemeja putih, kacamata hitam dan peci hitam Melbi hadir ke panggung ditemani suara riuh penonton. Mereka mengemas pertunjukkan malam itu dengan konsep yang sangat apik. Layaknya seorang pendongeng Ugo membagi pertunjukkan itu menjadi beberapa babak cerita yang dibagi berdasarkan lagu yang dibawakan. Hampir semua lagu di album Balada Joni dan Susi dibawakan Ugo untuk “mendongengi” penonton malam itu.

Lagu macam “Bulan Madu”, “Tujuh Hari Menuju Semesta”, “Mars Penyembah Berhala” mengawali pertunjukan malam itu.. Seperti biasa malam itu Melbi juga ditemani oleh Silir Pujiwati seorang pesinden yang memiliki suara khas saat menyanyikan “Distopia”. Tamu spesial lain malam itu adalah Kartika Jahja atau lebih dikenal dengan Tika. Bersama Ugo, Tika benar-benar membawa suasana berbeda di malam itu.
Di tembang “Apel Adam” Tika dan Ugo tak sekedar bernyanyi bersama, dengan bergaya teatrikal mereka seperti menciptakan dialog magis dalam lagu yang berhasil menyihir penonton malam itu. “Akhirnya Masup Tipi” adalah lagu kedua yang mereka bawakan berdua dengan sangat mengesankan. Mungkin Ugo dan Tika sedang dimasuki ruh Joni dan Susi malam itu sehingga mampu tampil dengan sangat mengagumkan. Perpisahan Ugo selama setahun ke depan bersama Melbi ditutup dengan nomor “Noktah Pada Kerumunan”. Ratusan penonton sontak berdiri untuk mengiringi kepergian Ugo ke kota Big Apple.

Ditemui setelah pertunjukan Ugo mengatakan bahwa pertunjukan ini adalah akhir dari bagian pertama Balada Joni dan Susi. “Tanpa adanya aku selama setahun diharapkan Melbi justru bisa banyak kolaborasi dengan beberapa vokalis, Tika misalnya menyatakan kesediaannya untuk membantu Melbi, dan banyaklah beberapa vokalis yang bisa diajak kerjasama” ungkap vokalis yang juga berprofesi sebagai penulis ini.
“Konser ini juga awal dari fase kedua Balada Joni dan Susi, di fase ini kami berharap lebih banyak kolaborasi dan respon balik dari audience mengenai lagu dan konteks-konteks yang kita tawarkan dalam Balada Joni dan Susi,” tutup Ugo.