Kamis, 14 September 2017

Lirik NKKBS Bagian Pertama

Not in any particular order
1. Normal, Moral
Hantu-hantu masa kecil
Bangkit dari tidurnya yang panjang
Hantu-hantu masa kecil, lepas
Berbaris dan bergerak
Pos Ronda Berencana
Babinsa Bahagia
Pak disepakpak para preman
Awas awas bahaya anjing gila
Ada guru Pendidikan Moral Pancasila
Di hari perkawinanmu
Di ranjang tempat kau bercumbu
Ia tidak senang, mendapati istrimu, tak lagi perawan.
Ada guru pendidikan moral pancasila
Terus menghantui sepanjang hidupmu,
Sebab kau tak peduli
Saat dia dulu mati bunuh diri
Setelah hutang menggunung, kalah Judi

2. Cahaya, harga
Radio mengumumkan kematian harga cabai
Bahan bakar minyak dicampur air untuk obat
Pusing pusing menahun sembuh dalam sekejap
Padamu negeri jiwa raga ampas kami
Radio mengumumkan kematian harga diri
Bahan bakar minyak dicampur hutang luar negeri
Pusing pusing menahun sembuh dalam sekejap
Padamu negeri jiwa raga gadai kami
Sebelum cahaya berubah bencana ia hanya api kecil di sudut ruang keluarga
Di sudut ruang keluarga, ia hanya ia cuma
Debar jinak udara;
Kau segera
Marabahaya
Mesti tiba tiba
Marabencana

3. 666, 6
6666 ayat
Tapi matematika kita cacat
6666 kalimat
Tapi tata bahasa kita sesat
Tapi cita cita kita singkat
Tapi kesimpulan kita tamat
apa yang rahasia apa yang benderang pula tak pernah bisa kau jinakkan lama-lama
apa yang berdarah dan luka apa yang terengah tak pernah bisa kau kurung dengan sejuta kerudung
apa yang surga apa yang neraka
kumpul kumpul tukang pukul
benda-benda tajam tumpul
kumpul kumpul tukang pukul
tajam tumpul pakai dengkul
otak dempul mulut bisul
sundal sundul tajam tumpul
kumpul kumpul otak dengkul
knalpot polpot otot ngesot
dedengkot kolot
semprat semprot knalpot
semprat semprot knalpot
Garis lurus patah pecah lalu terlipat
Sekilas sempat harapan

4. Selat, Malaka
….
Ia bertemu laki-laki itu di buku sejarah
Lalu mereka kencan di kedai
Melubangi waktu dengan mencerca astrologi
Cinta lahir dari judi dan menguat karena lampu mati
sehingga lampu mati
Aku nikahi engkau Tan Malaka
Dengan mas kawin tiket kapal laut seputar Asia, tunai
Anak-anak kita dulunya revolusi semua
Syukurlah kini sudah pada mati sempurna
Syukurlah kini empat sehat lima sempurna
syukurlah
Aku nikahi engkau Tan Malaka
Dengan mas kawin tiket kapal laut seputar Asia, tunai
Ia bertemu laki-laki itu di buku sejarah
Lalu mereka kencan

5. Dapur, NKK/BKK
Di dapur ibu berubah kupukupu
Di dapur
adik kecil lahir prematur,
adik kecil di makan anjing Tetangga mengecat rumah dengan darah Ungu darah kupukupu
Di dapur, hutang berubah bisik bisik Tetangga berubah polisi Berubah Imam Berubah kota….
darah kupu-kupu
tentara
Kota sudah dikepung tentara
Sudah dikepung tentara

6. Bioskop, Pisau Lipat
....
Kami pakai bendera sebagai seragam
Ketika digelandang ke bioskop jam Sembilan
Matahari naik lebih cepat dari sebelumnya
Mengintip dari belakang bioskop tua
bernama Raya
Kursi kursi bioskop penuh kutu
Naik dari bangku ke dalam saku
lalu menyelinap ke buku-buku
Lalu menggeliat menjadi hantu
Darah itu merah dipancar terang benderang ke layar lebar
Perempuan liar jangan dibiarkan main main pisau lipat
Perempuan liar jangan dibiarkan main main pisau lipat
Kami pakai bendera sebagai seragam

7. Aspal, Dukun
Aspal sampai di kampung terujung
Sembari memanggul, punggungnya,
jaringan waralaba, toko segala ada
Aspal sampai di kampung terujung
Di dapan warung dia tertegun
Aspal sampai di kampung terujung
Ini pasti jimat orang kota
Cantik pupuran seluruh parasnya
Ini pasti jimat orang kota
Cemas dan kita panggil dukun sekarang
Bapak bermimpi menyusui, Ibu tertenung bulan
Sulung bermimpi ke tempat tinggi dan lupa jalan pulang
Bungsu anti kitab suci dan alim ulama
Paman cemas dengan tanda-tanda terutama
Pelanggan warung pindah agama waralaba
Jangan ditanya kemana dia pergi
Bapak pergi ke dukun

8. Trauma, Irama
Kenang kukenangi malam kukenang
Malam di tanah lahirku kukenang
Rindu kurindu ibuku kurindu
Jauh disebrang lautan kurindu
Mimpi kumimpi tidur kubermimpi
Buruk mendengar irama
kampung menenung....
Trauma Irama
Denyut nadiku
Kembara
Trauma Irama
Terusir ku selamanya
berita anak malang tak bisa pulang
larung di lautan terkutuk hilang
Pergi kami, tak kembali, terus lari sampai kami mati sampai kami mati
Mati kami, tak kembali, terus lari
Sampai kau berhenti, sampai kau berhenti
Bumi kami tak kembali milik kami
Pagar besi dan perangkap kaki kami
Bumi kami tak kembali milik kami
Neraka kami ini neraka kamu nanti

9. Titik Tolak, Pelarian
Ada yang jatuh gelimpang
Diterabas laju larinya mengejar
Ada yang jatuh gelimpang
Dihajar mimpi-mimpi masa depan
Ada yang jatuh gelimpang
Mengejar dunia berburu senggama
Ada yang jatuh gelimpang
Diterabas penguatan batas negara
Ada yang jatuh gelimpang
Jatuh dengan lutut menghantam aspal
Ada yang jatuh gelimpang
Sebab deru larimu mengguncang
Kita dan pelarian
Dengus dan gusar, nafsu dan getar, merinding dan keringat di selangkangan
Dengus dan gusar,
Kita dan pelarian
Kita dan pelarian
Ada dada dan jantung dan degup dan deru dan dendam yang hidup dan
mati yang kini pantas kau tunda
Waktu menulis di wajahmu
Punggungmu, di kakimu

10. Peta langit, Larung
Ini malam sudah bulat
Untuk penat dan pelikat
Kita sepenuhnya milik cahaya
Sepijar
Sepijar
Malam telanjang di dadamu
Kita penat dan pelikat
Kita sepenuhnya jadi cahaya
Berpendar
Berpendar
Jatuh tubuhmu di peluk
Bahtera yang sesat terapung
Laut yang murung

11. Lagu untuk resepsi pernikahan
Cinta kita seret paksa sampai kemari
Cinta kita rampas dari mimpi dan tidur
luka-luka di lengan dan di kaki
bilur tajam di dahi dan di pipinya
Cinta kita seret paksa sampai kemari
Cinta kita renggut dari lidah puisi
Kering sehingga kemarau
Dahaga yang luas sampai disini
Tiba di sudut tak ternamai
Sebal cinta melamun sendiri
Kering dan kemarau
Kering
Cinta tinggal di rumah sekam

1 komentar: