Dari: TelingaKiri
Melancholic Bitch: “NKKBS Bagian Pertama” (2017)
“Happy families are all alike; every unhappy family is unhappy in its own way.”
— Leo Tolstoy
SAYA selalu mengidentifikasi September sebagai bulan horor di
Indonesia dan pada tahun ini semakin bertambah seram dan panas: (1)
pihak TNI-AD [Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat] menginisiasi
pemutaran kembali dan menggelar beberapa acara nobar [nonton bareng] film horor klasik-legendaris berjudul Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI [1984] garapan Arifin C. Noer; (2) beberapa ormas [organisasi massa] menyerang dan membubarkan secara paksa acara musik Asik Asik Aksi
di kantor LBH Jakarta yang dianggap memiliki agenda untuk menyebarkan
komunisme. September adalah bulan di mana berbagai macam narasi yang ada
sejak pertengahan ‘60an sampai sekarang bertemu — narasi yang tumbuh
dan berkembang di dalam warung-warung kopi pinggir jalan, tempat rapat
partai politik, studio film, ruang diskusi kolektif, kelas-kelas
sekolah, sampai bioskop — yang kemudian menggeliat, menyelinap, dan
menjelma menjadi wujud-wujud yang berbeda dari ormas sampai berbagai
macam catatan kecil di dalam buku pelajaran sekolah. NKKBS Bagian Pertama,
album ketiga Melancholic Bitch yang dirilis pada 9 September kemarin,
merupakan salah satu produk dari berbagai narasi tersebut. Kata-kata
yang ditulis menggunakan pena atau apa pun adalah senjata yang bisa
mengalahkan pedang atau bedil, dan pena yang digunakan Melancholic Bitch
untuk menulis album ini sangatlah tajam.
NKKBS atau Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera adalah istilah / jargon yang menjadi fondasi di mana rezim Orde Baru pimpinan Soeharto membangun program KB (Keluarga Berencana) yang menggambarkan konsep keluarga ideal bagi masyarakat Indonesia. Melalui KB, secara teoretis Soeharto ingin membatasi keluarga Indonesia hanya dengan dua anak — dan program KB ini menjadi undang-undang pada tahun 1992, sementara semangatnya (keluarga kecil setara dengan jaminan kemakmuran kehidupan harian) menjadi merek dagang yang diobral di sana-sini pada saat itu. Program KB menjadi salah satu program andalan rezim pimpinan Soeharto yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional dan, pada saat yang bersamaan, memasukkan ideologi politik Orde Baru sampai unit terkecil masyarakat. Negara menyusup sampai ke ranjang tempat orang-orang bercumbu. Melancholic Bitch menghidupkan kembali kredo yang ganas ini dengan mengabadikan akronim dari jargon tersebut (NKKBS) sebagai nama untuk album ketiga mereka.
NKKBS atau Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera adalah istilah / jargon yang menjadi fondasi di mana rezim Orde Baru pimpinan Soeharto membangun program KB (Keluarga Berencana) yang menggambarkan konsep keluarga ideal bagi masyarakat Indonesia. Melalui KB, secara teoretis Soeharto ingin membatasi keluarga Indonesia hanya dengan dua anak — dan program KB ini menjadi undang-undang pada tahun 1992, sementara semangatnya (keluarga kecil setara dengan jaminan kemakmuran kehidupan harian) menjadi merek dagang yang diobral di sana-sini pada saat itu. Program KB menjadi salah satu program andalan rezim pimpinan Soeharto yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional dan, pada saat yang bersamaan, memasukkan ideologi politik Orde Baru sampai unit terkecil masyarakat. Negara menyusup sampai ke ranjang tempat orang-orang bercumbu. Melancholic Bitch menghidupkan kembali kredo yang ganas ini dengan mengabadikan akronim dari jargon tersebut (NKKBS) sebagai nama untuk album ketiga mereka.
Konsep album ini cukup garang untuk sebuah rekaman musik — sejarah
kelam, masa kanak-kanak, keluarga — namun tidak terlalu asing bagi
Melancholic Bitch. Pada tahun 2009, misalnya, Melancholic Bitch merilis
album bertajuk Balada Joni dan Susi: sebuah cerita pendek
romantis dalam kemasan kritis tentang pasangan kekasih yang hidup dengan
susah-payah. Lahir pada akhir ‘70an, Ugoran “Ugo” Prasad — sama seperti
nama-nama yang tercantum dalam kredit album NKKBS Bagian Pertama:
Yossy Herman Susilo, Yennu Ariendra, Richardus Arditya, Nadya Hatta,
dan Danish Wisnu Nugraha — dibesarkan pada zaman rezim Orde Baru masih
berkuasa, melakukan observasi pada kenangan dan pengalaman hidup masa
kecilnya untuk kemudian mengubahnya menjadi sebuah konsep album yang
garang dan ciamik.
Pada trek Aspal, Dukun, sebuah potongan album yang riang dan
bersemangat, gambar yang terlukis dalam liriknya tampak buram dan
kelam, atau bahkan absurd pada awalnya, namun melalui visi Ugo, lagu ini
terasa benar-benar berakar pada kenyataan (“Aspal sampai di kampung terujung. Ini pasti jimat orang kota.”)
yang mengisahkan tentang pembangunan desa-desa pada zaman Orde Baru
yang malah melahirkan kecemasan dan masalah baru bagi masyarakat desa.
Dan hal semacam itulah yang bisa saya dapatkan dari lagu-lagunya
Melancholic Bitch. Kehadirannya yang terputus-putus merupakan primer
yang bagus, dan liriknya selalu berhasil merangsang otak untuk berpikir
(atau dalam kasus saya setelah mendengarkan lagu-lagunya: membuka
aplikasi browser di ponsel-cerdas dan berselancar untuk mencari
tahu serta memastikan referensi dan maksud yang ada di dalam
lagu-lagunya). Meski berusaha untuk tidak terkesan seperti surat
panjang-lebar yang bertele-tele, Ugo menulis lirik-liriknya dengan
samar-samar untuk membikin siapa saja yang mendengarnya berpikir dua
kali dalam mencerna kata-kata yang ada di dalamnya.
Nomor propulsif Dapur, NKK/BKK mengolok-olok sebuah
peraturan yang ditetapkan oleh rezim fasis Orde Baru pada tahun 1977
bernama NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus / Badan Koordinasi
Kemahasiswaan) yang ditandai dengan masuknya militer ke kampus-kampus
serta dihapuskannya Dewan Mahasiswa, dan lirik lagunya terdengar cukup
rumit yang berhasil menyulitkan saya untuk memahami makna konkret yang
ingin disampaikannya pada kesempatan mendengarkan yang pertama: seorang
“ibu berubah kupu-kupu” di dapur, ada bayi yang lahir prematur dan
kemudian “dimakan anjing”; lalu, untuk beberapa alasan, tentara
menyerang dan mengepung kota. Menguraikan maksud dari lirik-lirik yang
ditulis oleh Ugo membutuhkan waktu yang tidak sebentar, namun hal itu
merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan ketimbang menonton
sekumpulan orang bebal melakukan hal-hal konyol di televisi atau membaca
ujaran kebencian dan hinaan di kolom komentar media-sosial.
Ada juga referensi lain yang dimasukkan oleh Melancholic Bitch di lagu-lagu dalam album NKKBS Bagian Pertama ini: sistem pendidikan yang konyol dan penuh cacat di materi 666, 6; memori dan pengalaman kolektif menonton film propaganda dalam trek Bioskop, Pisau Lipat; kenaikan harga komoditas kebutuhan pokok di nomor Cahaya, Harga; kampanye program diet Empat Sehat Lima Sempurna dalam materi Selat, Malaka; serta hantu-hantu masa kecil, guru PMP (Pendidikan Moral Pancasila), dan Babinsa (Bintara Pembina Desa) di trek Normal, Moral.
Namun tema yang paling penting di album ini adalah keluarga, sebuah unit terkecil dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat. Selat, Malaka menyusun
ulang kisah Tan Malaka untuk menceritakan tentang anggota keluarga yang
pergi meninggalkan rumah, bertemu dengan sebuah ideologi, dan kemudian
melahirkan anak-anak revolusi “Empat Sehat Lima Sempurna” yang “kini
sudah pada mati sempurna”. Dengan irama yang memabukkan dan melenakan, Trauma, Irama bercerita
tentang seorang pelarian yang merindukan rumah dan ibu di kampung
halaman setelah mengalami teror dan siksaan mengerikan yang tidak bisa
dijelaskan. Titik Tolak, Pelarian menindak-lanjutinya dengan penegasan yang memilukan tentang nasib tidak bisa pulang ke rumah.
Secara musikal, ini merupakan salah satu album musik yang penuh dengan energi liar cum aneh dan mengancam yang pernah saya dengarkan: Trauma, Irama mengajak untuk menyelami kedalaman vokal Ugo, Selat, Malaka memamerkan denting piano yang menari-nari, Normal, Moral
dengan ingar-bingar suara gitarnya yang meliuk-liuk. Beberapa lagu
diakhiri dengan sembrono, terkadang diselingi suara piano atau organ
gereja yang menggelisahkan. Musiknya menyajikan kemarahan yang mematikan
dan memberikan penghinaan yang memuaskan di bagian yang tepat, dan di
sisi lainnya mengabarkan kesedihan memilukan yang menyesakkan dada.
Sialan!
NKKBS Bagian Pertama adalah rekaman musik yang dinamis dan
manis, serta mampu melampaui harapan yang disematkan di pundaknya.
Melancholic Bitch selama ini dikenal sebagai grup musik yang selalu
punya konsep unik, nyeleneh, dan artistik, yang selalu mengajak
penggemarnya untuk bersabar dalam penantian. Masa-masa penantian itu
selalu mampu ditebus oleh Melancholic Bitch dengan kejutan yang
menggelora dan menyenangkan, dan hal itu berbicara tentang kualitas band ini. Album ini bukan cuma sekadar media untuk mengabarkan bahwa Melancholic Bitch masih ada: NKKBS Bagian Pertama
merupakan karya estetis dan autentik dari salah satu penulis musik
terbaik yang pernah ada di Indonesia yang mencoba menceritakan kembali
kenangan masa kecilnya saat hidup di zaman yang doyan mengubah teror
menjadi narasi (dan ilusi) melenakan. Jahanam! [ѧ]
* * * * *
— Daftar lagu NKKBS Bagian Pertama —
1) Normal, Moral
2) Cahaya, Harga
3) 666, 6
4) Selat, Malaka
5) Dapur, NKK/BKK
6) Bioskop, Pisau Lipat
7) Aspal, Dukun
8) Trauma, Irama
9) Titik Tolak, Pelarian
10) Peta Langit, Larung
11) Lagu Untuk Resepsi Pernikahan
1) Normal, Moral
2) Cahaya, Harga
3) 666, 6
4) Selat, Malaka
5) Dapur, NKK/BKK
6) Bioskop, Pisau Lipat
7) Aspal, Dukun
8) Trauma, Irama
9) Titik Tolak, Pelarian
10) Peta Langit, Larung
11) Lagu Untuk Resepsi Pernikahan