Kamis, 10 September 2009

Dari Pelukis Langit


Pertanyaan pertama, apa jadinya kalau sekelompok pemikiran yang terus menerus punya keresahan berkolaborasi lalu berkarya bersama atas nama Melancholic Bitch?
 
Mediumnya musik, kebanyakan berbahasa ibu, bunyinya variatif. Bisalah dibilang ini musik pop yang cerdas bin trengginas.

(Lagi-lagi pertanyaan) Apa yang membuat musik menarik untuk kalian?

Sekedar jadi teman bergoyang, bersenandung, atau pura-pura terlihat hebat sebagai prototip musisi yang sedang memainkan alat musik bohongannya. Atau malah punya fungsi lebih dalam dari itu, sebagai alat untuk bercerita.

Jika kalian belum berkenalan dengan Melancholic Bitch, maka fungsi musik untuk bercerita (atau membagi cerita) adalah alasan paling sahih untuk digunakan bagi sebuah perkenalan awal.

Setelah beberapa tahun absen memberi kabar, mereka kembali dengan sebuah cerita balada berjudul Balada Joni dan Susi.

Bagi kalian yang merasa asing, janganlah takut. Melbi –panggilan erat nan akrab mereka— sudah membagikan dua buah single promosi dari album ini.

Yang pertama, Mars Penyembah Berhala, dirilis akhir Juli 2009 lalu. Yang kedua, Distopia, dirilis awal September 2009.

Dua lagu ini mengawali pertempuran panjang yang akan dialami oleh Balada Joni dan Susi ketika dilepas sebagai suatu kesatuan utuh beberapa bulan mendatang. Sekarang, album ini masih berada di etape terakhir pengerjaan.

Distopia sendiri dirasa punya kapabilitas yang cukup mumpuni untuk semakin melanjutkan gambaran awal yang digambar oleh Melbi tentang apa itu Balada Joni dan Susi.

“Dari awal pas kami bikin lagu ini, pengennya lagu ini bisa jadi jalan masuk buat atmosfir etnografisnya si Balada Joni dan Susi, sebutlah begitu. Suasananya, bau udaranya, bunyi lingkungannya. Kota-kota satelit yang mau kosmopolit tapi ngos-ngosan gitu deh. Secara umum, suasananya kan scherzo banget. Ini seperti Indonesia gitu; panik tapi teratur. Rutin tapi histeris,” tutur Ugoran Prasad, penulis lirik utama  Melbi.

Selain Ugo, Melbi juga diperkuat oleh Yosef Herman Susilo (gitar), Yennu Ariendra (gitar, synth), Teguh Hari (bass) dan Septian Dwirima (drum). Khusus untuk proyek Balada ini mereka mengundang Richardus Ardita (bass) dan Wiryo Pierna Haris (gitar).

Keseluruhan lagu ini berhasil menyempurnakan rancangan perkenalan orang banyak dengan Balada Joni dan Susi. Di lagu ini, seperti pengakuan Ugo, mereka terdengar liar dalam perkara bebunyian.

Seolah-olah, banyak teriakan yang berlomba-lomba untuk keluar dan menonjolkan diri.


Scherzo di bagian tengah ke akhirnya si Distopia emang buat kami penting banget. Pokoknya semua orang cerewet banget di bagian ini. Didit tuh, dia main bas bagian tengah ke belakang berasa seolah-olah sedang berhadapan yang bakal mencaci maki dia,” tambah Ugo lagi.

Scherzo yang dimaksud di sini adalah patahan-patahan musik dalam cara-cara tertentu (bisa tidak beraturan) yang kemudian membentuk sebuah orkestrasi musik yang lebih besar skalanya.

Satu yang menarik, ada sebuah elemen menarik di sini. Melbi mengajak Silir Pujiwati dari kelompok Sinten Remen yang musiknya berbanding terbalik dengan Melbi.

“Silir adalah bagian dari pikiran kami yang sudah lama ingin mengajak kolaborasi teman-teman di KUA. Sebenarnya di Anamnesis (album penuh pertama Melbi) sudah dicoba juga. Tapi belum berhasil. Dari dulu Silir sudah bikin kesengsem suaranya. Jadi begitu ada lagu ini dan ada kebutuhan duet, langsung ditembung,” papar Ugo tentang niat lama Melbi berkolaborasi dengan Silir Pujiwati.

Dari segi lirik, Ugo –yang menulis lirik semua lagu di Balada Joni dan Susi— mengambil tema tipikal. Dan tidak perlu banyak kata yang harus dirangkai menjadi satu kesatuan. Tiga kalimat sudah cukup mewakili.

Begini liriknya:

“Berdua semesta kita, bersama kereta kita.
Kereta mengantar kita menuju semesta berdua.
Bersama-sama kita, bersama selama-lamanya, bersama-sama selamanya.”

“Lagu ini sederhana. Cuma tentang make a wish and promises,” jelas Ugo.

Penjelasan singkat yang bisa merancang sebuah piritan informasi yang begitu menggoda guna membuat kalian tetap punya hasrat untuk keseluruhan Balada Joni dan Susi.

Distopia bisa diunduh di www.melancholicbitch.com. (pelukislangit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar