Merayakan Fallentine Bulan April di Yogyakarta
Penampilan menarik dari The Trees and The Wild, Melancholic Bitch, Armada Racun dan sebagainya.
Oleh : Ardi Wilda
Adalah Forum Musik Fisipol (FMF) UGM yang menggagas acara tahunan bertitel Fallentine#3 pada Jumat malam (2/4) lalu sebagai antitesis dari perayaan Valentine atau hari kasih sayang. Fallentine sendiri merupakan sebuah konsep pertunjukkan yang memadukan sebuah band dari luar Jogja untuk bermain bersama dengan beberapa band dari Jogja sebagai sarana untuk bertukar spirit musikalitas. Tahun ini The Trees and The Wild dipilih sebagai band tamu sekaligus untuk bermain bersama empat band lokal Jogja.
Fallentine kali ini menamakan pertunjukkannya dengan “Hasta Manana” sebuah istilah bahasa latin yang berarti sampai berjumpa kembali besok. Hasta Manana sendiri merupakan nama yang kerap digunakan oleh The Trees and The Wild dalam setiap showcase mereka sebagai sebuah ungkapan dan harapan agar bisa bertemu kembali dalam pementasan selanjutnya.
Fallentine#3 Hasta Manana dibuka oleh penampilan dari Individual Life, band instrumental asal Jogja yang berdiri pada 2007 lalu. Beranggotakan sembilan orang termasuk di dalamnya Quartet String, Individual Life berhasil membawa penonton untuk mulai larut dengan pertunjukkan di Jumat malam lalu. Selesai larut dengan instrumentasi dari Individual Life penonton dimanja oleh penampilan dari Black Stocking. Meski tak bermain bersama pemain bas dan piano aslinya namun Black Stocking mampu menyedot perhatian dengan paduan sound rock, jazz dan sedikit funk di pertunjukkan ini. Band jebolan Indiefest ini berhasil untuk memanaskan penonton sebelum penampilan dari band rock and roll asal Jogja, Armada Racun.
Dengan duo bass yang memainkan musik rock sangat kotor dan seorang pianis dengan sound menyayat-nyayat Armada Racun membawa penonton untuk mulai meninggi sebelum diteduhkan oleh The Trees and The Wild. Armada Racun di pertunjukkan ini juga memainkan lagu baru mereka yang dibuat dua hari lalu, selain tentunya memainkan nomor lama mereka macam "Train Song". Dan Armada Racun menyebarkan racun rock kasar mereka dengan sangat gemilang melalui nomor penutup yang sangat anthemic, apalagi kalau bukan lagu mereka yang berjudul "Amerika".
Setelah puas dengan sound rock kotor ala Armada Racun giliran tembang-tembang folk yang meneduhkan dari The Trees and The Wild hadir di tengah penonton. Bagi band yang meneguk sukses lewat album Rasuk ini, pertunjukkan kali ini merupakan showcase pertama mereka di Jogja.
Mereka membuka penampilan dengan lagu "Berlin" yang disambut sangat meriah oleh sebagian besar penonton. Band dari Jakarta ini kemudian menyajikan beberapa lagu andalan mereka mulai dari "Malino", "Kata", "Honeymoon on Ice" sampai "Irish Girl". Meski banyak mengalami masalah teknis namun pertunjukkan pertama mereka di Jogja ini terbilang sukses. Trio akustik ini kemudian menutup showcase mereka dengan tembang "Derau dan Kesalahan" yang disambut dengan sing along oleh mayoritas penonton perempuan malam itu.
Fallentine #3 ditutup oleh penampilan dari Melancholic Bitch, band yang baru saja sukses mengangkat nama Jogja bersama Risky Summerbee and The Honeythief dengan penampilan mereka di Teater Salihara Jakarta yang banyak mengundang respon positif dari scene musik ibukota. Melancholic Bitch atau Melbi lebih banyak menyajikan lagu lawas mereka dari album Anamnesis dan beberapa lagu dari album Balada Joni dan Susi.
Di pertunjukkan ini Ugo sang vokalis juga mengajak Andrea, seorang pianis Jogja yang belum lama ini bermain bersama Risky Summerbee and The Honeythief dan Tika saat mengadakan konser di Jogja, untuk menyanyikan "Distopia". Sekitar tengah malam Fallentine#3 Hasta Manana merampungkan keseluruhan pertunjukkan, sebuah konser apik dari empat band dari scene lokal Jogja dan sebuah band dari ibukota.